KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perubahan
Sosial di Ranah Budaya”.
Makalah ini berisikan informasi tentang Pengertian Perubahan Sosial,faktor
penyebab perubahan sosial, tipe perubahan sosial. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua khususnya tentang Perubahan Sosial di
Ranah Budaya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Pamulang, 15 Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ..............................................
........................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 3
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 3
1.3 Permasalahan................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian perubahan sosia............................................................................................ 4
2.2 Faktor penyebab perubahan sosil................................................................................... 5
2.3 Hubungan perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan .............................................. 6
2.4 Tipe perubahan
sosial..................................................................................................... 6
2.5 Bentuk evolusi dan perubahan
sosial......................................... .................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10
1.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10
1.2 Saran .................... ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perubahan-perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Secara singkat Samuel
Koening mengatakan bahwa
perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum
dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial
dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan
budaya adalah perubahan
unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem
kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
1.2 Tujuan
Adapun salah satu tujuan dari Perubahan Sosial di Ranah Budaya ini adalah untuk mengantarkan dan memperluas
pandangan mahasiswa/(i) tentang Perubahan
Sosial di Ranah Budaya dan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat menambah pengetahuan tentang
perubahan sosial, faktor penyebab perubahan sosial dan dapat mengetahui tipe
perubahan sosial.
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas maka Penulis tertarik untuk membuat suatu makalah yang
berjudul :“ Perubahan Sosial
di Ranah Budaya.”
1.3 Permasalahan
a. Perumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Sosial di Ranah Budaya?
2. Berapa macam kah
perubahan sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan
Sosial
Setiap saat masyarakat selalu
mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa
tahun yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan
atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahan-perubahan
tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial yang
ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Oleh
karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih baik.
Sebagai contoh kasus, dahulu
keluarga sepenuhnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yang
belum dewasa, sumber pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan serta sumber
ekonomi. Namun, pada masa sekarang, fungsi keluarga mengalami perubahan.
Anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dari keluarga, tetapi juga melalui
berbagai media massa, seperti televisi, radio, koran dan internet.
Menurut Selo Soemardjan,
perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke
dalam sistem sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilakunya
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain itu Kingsley davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai
perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
Sedangkan kebudayaan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Kebudayaan adalah sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat. Baik itu berupa kebudayaan kebendaan atau kebudayaan
jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat di abdikan untuk keperluan masyarakat.
William F Obgum, Mengemukakan
ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik
yang material maupun yang imaterial, yang di tekankan adalah pengaruh beasar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur imaterial. Kingsley Devis
mengertikan perubahan sosial adalah sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, pengorganisasian antar kaum
buruh dengan kaum kapitalis menjadikan perubahan-perubahan dalam hubungan
anatara buruh dengan majikan. Seterusnya menyebabakan perubahan-perubahan dalam
organisasi ekonomi dan politik.
Mac Iver membedakan anatara
Utillitarian elements dengan cultural elements yang didasarkan pada
kepentingan-kepentingan yang perimer dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan
manusia dapat di klasifikasikan kedalam dua kategori tersebut. Utillitarian
elements adalah benda-benda yang tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia, tetapi dapat dipakai untuk mencapai kebutuhan manusia. Utillitarian
elements disebut juga civillization, artinya, semua mekanisme dan organisasi
yang di buat manusia
dalam upaya menguasai kondisi kehidupannya. Dan cultural elements menurut Mac
Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir,
pergaulan hidup, seni, agama, rekreasi dan hiburan. Novel, darama, film
termasuk kedalam culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan
manusia. Dengan pernyataan itu, Mac Iver mengeluarkan unsur material dari ruang
lingkup culture.
2.2 Faktor-faktor penyebab
perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin
1. Faktor Geografis
Lingkungan
fisik dapat mempengaruhi penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan.
misalnya, Perubahan-perubahan pada masyarakat desa. Tanah pertanian sekarang
banyak yang dijadikan perumahan-perumahan dan pabrik yang menimbulkan perubahan
pola gaya hidup sekitar.
2. Faktor
Teknologi
Penemuan-penemuan
teknologi telah mengakibatkan perubahan sosial yang sangat luas dalam
masyarakat. Misalnya, pengguanaan alat-alat transportasi dan komunikasi tyang
canggih banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan
menerima informasi baru dari luar dalam waktu yang rlatif singkat sehingga
dapat mempengaruhi perubahan sosial, baik yang berdampak negatif maupun
berdampak positif.
3. Faktor
Ideologi
Ideologi
dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks
terdapat pada setiap masyarakat, Ideologi dapat dijadikan alat untuk memelihara
dan juga membantu mempercepat timbulnya perubahan. Contohnya, munculnya
komunisme dan sosialisme di banyak bangsa dan negara di dunia hanya dapat
berhasil apabila ideologi-ideologi politik lama tidak lagi memenuhi berbagai
kebutuhan dalam negara itu.
4. Faktor
kepemimpinan
Perubahan-perubahan
sosial sering kali dipelopori oleh pemimpin-pemimpin yang kharismatik, karena
mereka mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar sehingga akan
bergabung dengan mereka dalam gerakan sosial.
5. Faktor
penduduk
Peningkatan
atau penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial. Contohnya, pesatnya pertumbuhan penduduk di indonesia
berdampak pada peningkatan pengangguran, kemiskinan, prostitusi dan
kriminalitas.
6. Faktor
penemuan-penemuan baru
Inovasi
merupakan suatu proses sosial dari budaya yang besar. Tetapi dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suat penemuan unsur baru
budaya, unsusr baru kebudayaan tersebut disebarkan ke masyarakat. Lalu
diterima, di pelajari dan akhirnya di pakai dalam masyarakat yang bersangkutan.
2.3 Hubungan Antara Perubahan
Sosial Dan Perubahan Kebudayaan
Menurut
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan meencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan seterusnya, bahkan
perubaha-perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial. Sebagai contoh
dikemukakannya perubahan perubahan pada logat bahasa asia setelah terpisah dari
induknya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi
masyarakat sosialnya. Perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan
ketimbang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan budaya lebih luas. Sudah
tentu ada kebudayaan yang dapat di pisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan
kebudayaan tidak perlu mempengaruhi sistem sosial. Seorang sosiaolg akan lebih
memperhatikan perubahan kebudayaan yang bertitik tolak dan timbul dari
organisosial, serta mempengaruhinya. Pendapar tersebut dapat dikembalikan pada
pengertian sosiolog tersebut tentang masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat
menurut Kingsley Davis, adalah sistem hubungan dalam arti hubungan dalam
organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara sel-sel. Kebudayaan
dikatakannya mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunukatif seperti menyampaikan buah pikiran
secara simbolis dan bukan didasarkan oleh karena warisan yang berdasarkan
keturunan.
2.4 Empat Tipe Perubahan Sosial
Perubahan Lambat dan
perubahan cepat
Perubahan-perubahan
yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Perubahan pada evolusi terjadi
karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang
evolusi, yang pada umumnya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai
berikut:
1)
Unilinear theories of evolution
Teori
ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk
kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu,
bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Auguste Comte.
2)
Universal theory of evolution
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap
tertetu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. Prinsip-prinsip teori ini
diuraikan oleh Herbert Spencer yang antara lain mengatakan bahwa masyarakat
merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen
baik sifat maupun susunannya.
3)
Multilinier theories of evolution
Teori
ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap
pekembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya, mengadakan penelitian
perihal pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian,
terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan dan seterusnya.
Sementara
itu, perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga
kemasyarakat) dinamakan revolusi. Unsur-unsur pokok revolusi adanya perubahan
yang cepat dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan-perubahan yang terjadi dapat
direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu
perubahan yang dinakan revolusi, sebenarnya bersifat relatif karena revolusi
dapat memakan waktu yang lama.
Misalnya
revolusi industri di Inggris, di mana perubahan-perubahan terjadi dari tahap
produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan
tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,
seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan dan
seterusnya.
Perubahan kecil dan perubahan
besar
Agak
sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian tersebut di atas karena
batas-batas pembedaannya agak relatif. Sebagai pegangan dapatlah dikatakan
bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian misalnya, tak akan membawa pengaruh
apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya proses industrialisasi
yang berlangsung pada masyarakat agraris, misalnya merupakan perubahan yang
akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. berbagai lembaga kemasyarakatan
akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan
kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
Perubahan yang dikehendaki
atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
Perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan
agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Agent
of change memimpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam
melaksanakannya, agent of change langsung tersangkut dalam tekanan-tekanan
untuk mengadakan perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Suatu perubahan yang dikehendaki
atau yang direncanakan selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan
agent of change tersebut. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang
teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social
planning).
Perubahan
sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar
jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Apabila perubahan yang tidak
dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang
dikehendaki, perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang besarnya
terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki.
Dengan
demikian, keadaan tersebut tidak mungkin diubah tanpa mendapat
halangan-halangan dari masyarakat itu sendiri. Atau dengan kata lain, perubahan
yang dikehendaki diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada atau dengan
cara membentuk yang baru. Sering kali terjadi perubahan yang dikehendaki
bekerja sama dengan perubahan yang tidak dikehendaki dan kedua proses tersebut
saling mempengaruhi.
Perubahan Progres dan
Perubahan Regres
Perubahan
progres yaitu perubahan yang membawa kemajuan bagi masyarakat. Perubahan ini
akan membawa keberuntungan terhadap kehidupan masyarakat yang mengalami
perubahan tersebut. Misalnya dengan adanya listrik masuk desa, maka banyak
terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat baik dalam bidang transportasi,
komunikasi, hiburan, kemajuan ekonomi, dan sebagainya.
Perubahan
regres, yaitu perubahan yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi
masyarakat sehubngan dengan bidang-bidang tertentu. Misalnya, perubahan dalam
sistem komunikasi di desa akan mengakibatkan berkurangnya intensitas hubungan
masyarakat.
2.5 Teori Linier atau Teori Perkembangan
Perubahan
sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat
direncanakan atau diarahkan.
Beberapa
tokoh sosiologi mengemukakan tentang teori linier yaitu:
- Emile Durkheim: Masyarakat berkembang dari
solidaritas mekanik ke solidaritas organic
- Max Weber : Masyarakat berubah secara linier
dari masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik dan penuh tahayul menuju
masyarakat yang rasional
- Herbert Spencer : mengembangkan teori Darwin,
bahwa orang – orang yang cakap yang akan memenangkan perjuangan hidup
Ketiga
tokoh diatas menggambarkan bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan
yang pasti
Teori
Linier dibedakan menjadi:
Teori Evolusi
Perubahan
sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan
sosial budaya dari masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju
masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap
Comte
mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir
masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi)
dan tahap ilmiah (positif)
Sedangkan
Lenski berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan
pasca industri
Beberapa
teori Evolusi
a)
Teori Evolusi Unilinear
Masyarakat
mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, berawal dari bentuk
sederhana, komplek hingga sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu
Variasi dari teori ini adalah Cylical theories dari Vilfredo Pareto
b)
Teori Evolusi Universal
Perkembangan
masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu tetapi mengikuti suatu garis
evolusi tertentu. Misal dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat
dan susunannya (Herbert Spencer)
c)
Teori Evolusi Multilinear
Teori
ini menekankan penelitian terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam
evolusi masyarakat, misal penelitian pengaruh sistem perubahan sistem mata
pencaharian dari berburu ke sistem pertanian atau terhadap sistem kekeluargaan
dalam masyarakat yang bersangkutan
Teori Revolusi
Perubahan
sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara
drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat
(termasuk kembaga kemasyarakatan)
Karl
Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat
revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi
masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis
yang merupakan puncak perkembangan masyarakat.
Suatu
revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt
rebellion). Adapun syarat revolusi adalah :
1.
Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan
2.
Adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3.
Pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat
4.
Pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5.
Adanya momentum untuk revolusi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
secara
umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur
sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru
dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan
unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem
kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto,sorjono
“Sosiologi suat pengantar” jakarta:rajawali pers 2012
Selo
soemardjan dan soemardi, op. Cit., hal 113
http;//id.m.wikipedia.org/wiki/perubahan_sosial
blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html?m=1
3 comments
Click here for commentsisi makalah oke tp saya tuka sb footnotenya tidak ada, mohon kedepan harus ada yuaaaaaaaaa
Replysya tidak suka ini seharusnya harus ada footnotenya kedepan
ReplyTrimakasih mas Edy... sarannya sangat saya terima.
Replydiharapkan kritik dan sarannya yang bisa membangun untuk menjadi lebih baik lagi. Terimakasih... Salam Sukses... :) ConversionConversion EmoticonEmoticon