![]() |
Mandalawangi |
Terlalu lama sibuk dalam dunia per-kuli-an tiba-tiba saya merasakan rindu dan teringat saat kedinginan di puncak gunung sambil menatap indahnya matahari terbit dari arah seberang, dengan sedikit narsis untuk mengabadikan momentum walau hasilnya yang terlihat cuma sinar matahari, yang tidak kalah lagi foto bersama teman-teman dengan membentangkan bendera kebanggan walaupun tetap yang terlihat cuma sinar matahari yang semakin terang karena keterlambatan datang ke puncak. Setelah itu perut kelaparan yang akhirnya memutuskan memasak sedikit makanan sisa antara mie rebus dan rekan-rekannya dengan peralatan masak yang keterlaluan beratnya, namun dengan ucap syukur Alhamdulillah perut terisi, sehingga bisa kembali ke penginapan untuk langsung kembali kepermumahan masing-masing.
Ya, masih teringat 10 Nopember 2013 bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional sepenggal kenangan bersama keluarga UKM Solidaritas Sosial Mahasiswa. Kita berada di puncak gunung yang tinggi, di daerah Bogor - Jawa Barat dengan ketinggian kurang lebih 3.019 mdpl yang diberi nama Gunung Pangrango tepatnya, disebelahnya terdapat sebuah gunung lagi dengan ketinggian lebih rendah sekitar 2.958 mdpl yang diberi nama Gunung Gede sehingga keduanya biasa di sebut sebagai Gunung Gede Pangrango. Puncak Gunung Pangrango diberi nama Mandalawangi, dihiasi dengan edelweis, bunganya para pecinta pegunungan yang sayangnya saat itu belum terjadi pemekaran, namun kamivtetap menikmati keindahan mereka.
Kegiatan yang berawal dari keinginan untuk membuktikan kepada senior bahwa kami sebagai anggota baru UKM sosial, kami tidak ingin kalah untuk bisa mengibarkan bender di salah satu puncak gunung tertinggi. Dengan bermodalkan keinginan tersebut kami semangat untuk membuktikan hal itu. Sehingga pada tanggal 08 Nopember 2013 kami memutuskan untuk mewujudkan itu, dan meninggalkan aktivitas kampus untuk sejenak.
Setelah menyiapkan perlengkapan dan perbekalan, kami berencana memulai perjalan dari kosan tempat biasa kita kumpul pada pukul 8 malam untuk pemberangkatan ke tempat perkumpulan ke 2. Saat itu kami akan gabung dengan anak-anak pecinta alam yang berada di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun ketika pemberangkatan akan dimulai, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras sehingga dengan terpaksa kami harus menunggu hujan reda. Kami tidak peduli apapun yang menghalangi niat kami, kami tetap harus lanjut untuk membuktikan Kami bisa dalam kondisi apapun.
Akhirnya hujan reda sekitar pukul 10 malam, tidak menunggu lama lagi kami langsung berangkat dari kos-kosan yang bertempat di daerah Pondok Cabe - Tangsel menuju Pasar Minggu yaitu tempat perkumpulan kedua dengan menggunakan kendaraan bermotor. Setelah sampan, motor kami titipkan di sebuah sekolahan daerah Pasar Minggu, lalu kami jalan kaki menuju basecampnya anak-anak pecinta alam yang akan gabung bersama kami.
Setelah ngopi-ngopi sebentar sambil nunggu teman-teman mereka yang belum datang, pada pukul 12 malam kami memutuskan untuk memulai pemberangkatan menuju Bogor terlebih dahulu. Saat itu kami nebeng ke sebuah mobil dengan bak terbuka menuju Pasar Rebo. Dari Pasar Rebo, untuk menghemat biaya kami harus nyarter mobil yang bisa di bayar dengan murah menuju Cibodas - Bogor. Akhirnya dengan harga kalau tidak salah Rp. 50.000 dengan penumpang 8 orang kami nyarter angkot untuk nganterin kami ke Cibodas. Di tengah perjalanan, dengan sangat menjengkelkan supi angkot yang tadinya setuju mengantarkan kami dengan harga gocap, tiba-tiba dia menolak dan memilih berhenti sebelum sampai Cibodas. Teman-teman seperjalan hampir semua emosi dengan keadaan tersebut.
Di pinggir jalan sebuah tempat yang saya lupa alamatnya, kami berharap ada orang dermawan yang membawa mobil dan manawarkan tumpangan dengan tanpa meminta bayaran. Dan lagi-lagi datang sebuah mobil dengan bak terbuka mau menerima kami menumpangi mobilnya dan mengantarkan kami ke Cibodas. Lalu, yang awalnya kami masih merasa jengkel pada sopir angkot tadi, kejengkelan kami terobati dengan datangnya dermawan sebuah mobil bak terbuka. Dengan ucap syukur Alhamdulillah berterima kasih lah kami kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sampai lah sudah kami di Cibodas, udara pegunungan sudah terasa, dinginnya malam mulai menembus pori-pori tubuh. Namun perjalan menuju gerbang utama masih belum sampai, kami harus menempuh perjalanan lagi kurang lebih 3 km, disana sudah tersedia angkutan yang biasa antar para pendaki menuju gerbang utama Gunung Gede Pangrango. Dengan bayaran Rp. 5000 per-orang, kami pun naik angkutan tersebut agar sebelum terbit pajar kami sampai di gerbang utama.
Terlihat ribuan para pendaki yang sudah siap-siap untuk menjelajahi ketinggian Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Setelah sampai, sebelum gerbang utama kami kumpul di sebuah tempat pengambilan tiket. Disini harusnya para pendaki terlebih dahulu jauh hari sebelumnya sudah memesan tiket tersebut dengan harga Rp. 2.500 per orang di tambah Rp. 2.000 untuk asuransi. Tapi kami yang saat itu kehabisan quota, kami langsung beli tiket di tempat dengan harga Rp. 30.000 per orang.
Setelah selesai pembelian tiket, agar tenaga kembali fit terlebih dahulu kami membeli sarapan di warung-warung yang sudah tersedia di gerbang utama. Selanjutnya, setelah adzan subuh berkumandang sekitar pukul 05 pagi dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim perjalan dimulai.
![]() |
Mulai Pendakian |
Rute perjalan yang kami lewati dan saya ingat, pertama kami melewati jembatan panjang yang terbuat dari beton, selanjutnya setelah perjalanan panjang dan berbatu kami bertemu dengan tempat peristirahatan yang diberi nama Kandang Batu, dari sini kami tidak memutuskan untuk istirahat karena masih ada tenaga untuk melanjutkan. Setelah Kandang Batu kami bertemu dengan air terjun yang airnya panas, selanjutnya kami bertemu dengan tempat perisitrahat yang kami tuju yaitu Kandang Badak. Perjalanan kami dari Pintu Gerbang menuju Kandang Badak ini memakan waktu kurang lebih 8 jam, saat itu kami sampai kandang badak kurang lebih pukul 13.00 WIB. Dengan jalan yang relatif naik dan sangat sedikit bertemu jalan yang datar terkecuali di tempat peristirahatan.
Perjalanan menuju puncak masih sangat jauh, disini kami memutuskan untuk istirahat dan membuat tenda bersama dengan para pendaki lainnya. Sambil istirahat, aktifitas disini kami untuk melepas lelah, melaksanakan shalat, memasak nasi, dan minum kopi serta kegiatan lain. Yang tidak ketinggalakan adalah mendokumentasikan setiap kegiatan yang kami lakukan.
Hari mulai sore dan sebentar lagi menjelang malam, aktivitas yang dijalani masih seperti biasa sekedar menghangatkan tubuh, ngobrol, becanda bersama, berdiskusi dan lain sebagainya. Menjelang pukul 10 malam kami memutuskan untuk isitrahat/tidur, karena pada pukul 2 pagi kami harus bangun dan melanjutkan perjalanan untuk mencapai puncak pada saat matahari terbit.
Sedikit telat saat bangun, kami bangun dan memulai perjalanan pada pukul 3 pagi. Peralatan dan perlengkapan beserta tenda tidak kami bawa karena perjalanan menuju puncak sangat lah ekstrim. Perjalanan dimulai dengan membawa head lamp/senter, perbekalan seperti minuman dan bahan makanan beserta alat masak yang masukan di sebuah ransel/carrier. Jalanan yang gelap dan ekstrim membuat perjalan kami semakin menantang, banyak jalan yang terhalangi oleh pohon-pohon besar yang tumbang, jalan yang sempit yang diapit oleh tebing, serta jalan yang disampingnya jurang membuat perjalanan semakin seru dan melelahkan.
Sekitar pukul 06 pagi, akhirnya kami sampai di Mandalawangi puncaknya gunung Pangrango. Saat itu sunrise mulai terlihat dengan sangat indah, angin yang kencang membuat kami kedinginan yang sangat dahsyat. Namun semua lelah, haus, lapar dan dingin terobati dengan sampainya kami pada tujuan yaitu Puncak Gunung Pangrango.
Terdapat banyak kejadian seru, tegang, bahkan kejadian lucu pada pendakian saat itu. salah satunya ketika teman saya jatuh ke jurang, namun untungnya dia tertahan oleh ranting dan masih bisa diselamatkan. Tapi apapun yang telah terjadi kami tetap bangga karena kami bisa membuktikan apa yang kami ingin capai.
![]() |
Istirahat saat Pendakian |
![]() |
Istirahat saat Pendakian |
![]() |
Air Terjun |
![]() |
Para Pendaki |
![]() |
Istirahat di Kandang Badak |
![]() |
Masak |
![]() |
Aktivitas di Perkemahan |
![]() |
Sedikit Narsis |
![]() |
Canda dan Tawa Bersama |
![]() |
Malam di Perkemahan |
![]() |
Puncak Pangrango |
![]() |
Puncak Pangrango |
![]() |
Teman Masuk Jurang saat turun gunung |
9 comments
Click here for commentsHuwaaaaa serunyaaaa...........pemandangan yg sangat indah dan perjalanan yang biarpun sempat emosi gara2 sopir angkot itu kayaknya bikin seru ya
Replyhehehe ia teh.
Replykapan nihh kita kopdar di Gunung Pangrango biar bisa ketemu sopir angkot itu lagi?
Kabitaaaaaaa..
ReplyAjakin kesanaa atuh kaaaa.
xixiiix yang pengen naek gunung
:P
ReplyAyolah, aku pengen.
ReplyNanti lahh kalo impian yang utama udah tercapai
Replyiyalah aku tahu itu
Replylihat foto2nya yang seru bikin pengen, tapi kalau climbing...nyerah deh hehehe.
Replyhahha gak ahrus climbing ko mba, cukup berjalan kaki aja selama kurang lebih 11 jam
Replydiharapkan kritik dan sarannya yang bisa membangun untuk menjadi lebih baik lagi. Terimakasih... Salam Sukses... :) ConversionConversion EmoticonEmoticon